Europe-DNA – , Jakarta – Momen tiba di bandara dengan ponsel kehabisan daya adalah skenario yang akrab bagi banyak pelancong. Insting pertama tentu saja mencari stasiun pengisian daya untuk segera memberi kabar kepada keluarga atau orang terdekat. Namun, di balik kemudahan ini, ternyata tersimpan potensi risiko serius terhadap keamanan data pribadi Anda. Praktik pengisian daya di stasiun USB publik, yang kerap dianggap sepele, bisa menjadi pintu masuk bagi ancaman siber yang tak terduga.
Menanggapi potensi bahaya ini, Transportation Security Administration (TSA), badan keamanan transportasi Amerika Serikat, mengeluarkan peringatan keras. Mereka mendesak para pelancong untuk berpikir dua kali sebelum mencolokkan ponsel ke stasiun pengisian daya USB di bandara. Dalam unggahan di Facebook, TSA secara spesifik menyoroti risiko peretas yang dapat memasang malware di port USB publik, sebuah praktik yang dikenal luas sebagai juice jacking atau port jacking. “Jadi, saat Anda berada di bandara, jangan mencolokkan ponsel Anda langsung ke port USB. Bawa power bank atau baterai yang sesuai dengan TSA dan colokkan di sana,” demikian imbauan tegas dari lembaga tersebut.
Apa itu Juice Jacking?
Juice jacking adalah istilah yang merujuk pada bentuk serangan siber di mana penjahat memasang malware di stasiun pengisian daya umum. Tujuannya adalah untuk mencuri data sensitif dari perangkat yang terhubung, atau bahkan menginstal perangkat lunak berbahaya tanpa sepengetahuan pengguna. Meskipun demikian, para ahli seperti Calum Baird, seorang ahli forensik digital, menyebut bahwa fenomena juice jacking ini lebih banyak bersifat teoritis. Ia mengakui belum pernah menemukan kasus nyata dalam pengalaman profesionalnya, meskipun peringatan yang mengkhawatirkan sering beredar di internet. Baird juga menambahkan bahwa sebagian besar ponsel pintar modern kini telah dilengkapi dengan perlindungan bawaan yang memerlukan konfirmasi pengguna sebelum transfer data melalui USB dapat dilakukan. Hal senada juga diungkapkan oleh Komisi Komunikasi Federal, yang menyatakan belum mengetahui adanya kasus juice jacking yang terkonfirmasi.
Namun, ada satu aspek yang patut diwaspadai para pelancong, yaitu terkait kabel atau port USB-C. Danny Jenkins, salah satu pendiri dan CEO ThreatLocker, menyatakan bahwa “Kabel USB-C yang meragukan kemungkinan menimbulkan risiko yang lebih besar, sebagian karena bahaya dari port pengisian daya umum lebih dikenal luas.” Pelancong kini memang lebih sadar akan ancaman dari stasiun pengisian daya umum, sehingga mereka lebih berhati-hati dalam menggunakannya. Namun, seringkali mereka tidak berpikir dua kali untuk membeli kabel pengisian daya murah dari vendor yang tidak jelas asal-usulnya di toko bandara atau pasar daring. Jenkins mengingatkan, “Kerentanan masih dapat muncul saat penyerang mendapatkan akses ke teknologi USB baru dan mencoba melewati perlindungan ini.”
Cara Melindungi dari Juice Jacking
Meskipun laporan kasus juice jacking yang sebenarnya masih jarang ditemukan, melakukan tindakan pencegahan tetap merupakan langkah bijak untuk berjaga-jaga. Jenkins sangat menyarankan untuk selalu membawa power bank atau paket baterai portabel sendiri agar tidak perlu bergantung pada stasiun pengisian daya umum. Namun, jika Anda tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan stasiun pengisian daya umum, sangat penting untuk memeriksa dengan teliti area port USB untuk mencari tanda-tanda gangguan atau modifikasi yang mencurigakan.
Selain itu, Baird menyarankan agar Anda selalu memeriksa ponsel saat mencolokkannya. “Jika aplikasi meminta Anda untuk memercayai perangkat yang telah Anda sambungkan, tolak saja. Tidak perlu transfer data untuk mengisi daya,” tegasnya. Prinsipnya sederhana: pengisian daya hanya memerlukan aliran listrik, bukan akses ke data Anda. Dengan menolak permintaan transfer data, Anda secara efektif mencegah potensi pencurian informasi.
Peringatan Keamanan Lain dari TSA
Selain imbauan terkait pengisian daya di bandara, TSA juga mengingatkan para pelancong akan bahaya peretasan Wi-Fi publik. Peringatan ini sangat relevan terutama jika Anda berencana melakukan pembelian daring atau transaksi keuangan. “Jangan sekali-kali memasukkan informasi sensitif apa pun saat menggunakan Wi-Fi yang tidak aman,” demikian lembaga tersebut memperingatkan, sebagaimana dikutip dari Entrepreneur. Untuk memastikan keamanan data yang lebih optimal, pelancong disarankan untuk menggunakan koneksi data ponsel mereka sendiri atau mengaktifkan Jaringan Pribadi Virtual (VPN) jika terpaksa terhubung ke Wi-Fi publik. Langkah-langkah ini dapat membantu melindungi informasi pribadi dari potensi penyalahgunaan.
Pilihan editor: 5 Tips Koper Mudah Dikenali di Conveyor Bandara