Lovebird Jinak: Tips Jitu Merawat & Melatih Jadi Sahabat Terbaik!

Memelihara hewan telah lama menjadi kegemaran banyak orang, terutama bagi para animal lovers atau penyayang hewan. Lebih dari sekadar hobi, kegiatan ini menyimpan segudang manfaat yang tak hanya menyenangkan, tetapi juga memperkaya hidup. Memiliki hewan peliharaan berarti melimpahkan kasih sayang, menjaga sepenuh hati, serta memastikan segala kebutuhan makan, minum, kesehatan, hingga tempat tinggalnya terpenuhi dengan baik. Berbagai cara bisa ditempuh untuk mendapatkan teman berbulu atau bersayap, mulai dari membeli, mengadopsi, bahkan melalui barter.

Salah satu alasan utama mengapa memelihara hewan begitu digemari adalah dampaknya yang positif terhadap kesehatan mental. Menurut laporan dari American Psychological Association (2015), berinteraksi dengan hewan peliharaan yang lucu dapat secara signifikan mengurangi tingkat stres dan kecemasan, meningkatkan suasana hati, mengatasi rasa kesepian, bahkan membantu penanganan depresi, terutama jika ikatan emosional yang kuat telah terjalin.

Selain itu, kehadiran hewan peliharaan juga secara otomatis meningkatkan rasa tanggung jawab. Baik bagi anak-anak maupun orang dewasa, merawat hewan akan menumbuhkan kepekaan, kepedulian, dan rasa kasih sayang yang mendalam. Tak hanya itu, memelihara hewan, khususnya yang aktif, juga dapat meningkatkan aktivitas fisik sang pemilik. Ambil contoh memelihara anjing; pemilik mau tidak mau harus rutin mengajaknya berjalan-jalan, sehingga secara tidak langsung turut aktif bergerak. Namun, perlu diingat bahwa memelihara hewan adalah sebuah komitmen jangka panjang yang memerlukan kesungguhan hati, bukan sekadar coba-coba atau semangat sesaat di awal.

Jika anjing atau kucing sudah menjadi pilihan umum untuk hewan peliharaan, bagaimana dengan burung? Memelihara burung, apalagi burung yang sudah jinak, tentu menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan dan terkesan anti-mainstream. Salah satu jenis burung peliharaan yang dikenal mudah dijinakkan adalah lovebird. Lantas, bagaimana proses untuk mendapatkan lovebird jinak yang bisa menjadi sahabat di rumah? Mari kita selami lebih lanjut.

Indonesia kaya akan beragam jenis burung peliharaan. Di antara yang paling populer adalah burung kenari, parkit, murai batu, kakatua, cucak hijau, jalak suren, kacer, dan tentu saja lovebird. Lovebird, yang juga dikenal sebagai “burung cinta”, sangat digemari karena keindahan warna bulunya yang memikat, kicauannya yang ceria, serta ukurannya yang relatif kecil sehingga mudah untuk dipelihara.

Mari kita kenali lebih dalam fakta-fakta menarik tentang lovebird:

1. Asal-usul
Lovebird termasuk dalam kelompok aves atau burung, dan merupakan spesies endemik asli dari wilayah Afrika dan Madagaskar. Kehadiran lovebird di Indonesia berawal dari proses perdagangan dan dibawa oleh para penggemar burung sebagai hewan peliharaan. Sejak saat itu, lovebird mulai dibudidayakan secara luas dan diperjualbelikan di tanah air.

2. Jenis
Lovebird memiliki beberapa jenis yang berbeda, masing-masing dengan ciri khasnya. Beberapa di antaranya adalah lovebird muka selem, lovebird kepala abu-abu, lovebird klep (ditandai dengan adanya lingkaran putih di sekitar mata), dan lovebird nonklep (yang tidak memiliki lingkaran putih di sekitar mata).

3. Filosofi nama
Dinamakan “lovebird” atau “burung cinta” bukan tanpa alasan. Burung ini terkenal dengan sifat monogaminya, yaitu kesetiaan terhadap satu pasangan seumur hidup. Mereka cenderung hanya memilih satu pasangan dan menunjukkan kasih sayang yang sangat mendalam satu sama lain.

4. Kecerdasan
Lovebird dikenal sebagai burung yang cerdas, aktif, ceria, dan sangat suka bermain. Dengan pelatihan yang baik, mereka bahkan mampu melakukan beberapa trik atraksi yang mengagumkan.

5. Warna
Salah satu daya tarik utama lovebird adalah variasi warna bulunya yang menawan. Bulunya hadir dalam beragam kombinasi warna seperti hijau, kuning, biru, putih, merah, bahkan hitam, menciptakan perpaduan yang indah.

6. Suara
Lovebird memiliki suara kicauan yang khas dan merdu. Kicauan cerianya seringkali menjadi hiburan tersendiri bagi siapa pun yang mendengarnya.

7. Sosial
Burung ini sangat senang berinteraksi dengan pasangannya dan juga pemiliknya. Lovebird cenderung tidak bisa hidup sendirian dan jika merasa bosan, mereka akan mencari perhatian pemiliknya dengan berkicau keras. Selain itu, lovebird juga termasuk hewan yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.

8. Jangka hidup
Dengan perawatan yang tepat dan penuh perhatian, lovebird bisa memiliki harapan hidup yang panjang, mencapai 15 tahun atau bahkan lebih.

9. Tujuan pemeliharaan
Lovebird seringkali dipelihara sebagai teman bermain, sekadar hobi untuk dinikmati keindahannya, atau bahkan untuk diikutsertakan dalam perlombaan kecantikan dan kicauan.

Perlu dipahami bahwa tidak semua lovebird bersifat jinak; ada pula yang cenderung liar. Lovebird yang tidak jinak biasanya akan menunjukkan sifat galak dan mudah takut terhadap manusia.

Sebagai penulis artikel ini, saya sangat menyarankan para pembaca untuk memilih memelihara lovebird jinak dibandingkan lovebird liar. Ada banyak sekali kekurangan yang akan dihadapi jika memelihara lovebird liar. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Sangat mudah untuk kabur
Lovebird yang tidak jinak secara alami akan berusaha kabur sesering mungkin, karena merasa terancam oleh kehadiran manusia. Terlebih jika belum memiliki pasangan, ia akan segera terbang jauh saat ada kesempatan (misalnya kandang atau jendela rumah terbuka) karena tidak memiliki alasan untuk kembali. Hal ini berbeda dengan lovebird jinak. Karena merasa nyaman dengan manusia, ia tidak akan berusaha kabur meskipun kandang atau jendela rumah terbuka lebar. Kalaupun sesekali kabur, biasanya akan kembali setelah beberapa saat karena menganggap kandang sebagai rumahnya, terutama jika sudah memiliki pasangan, ia pasti akan kembali menemui pasangannya.

2. Lebih galak
Lovebird yang tidak jinak cenderung sangat waspada terhadap manusia, sehingga akan sangat sulit untuk diajak bermain. Saat didekati, biasanya ia akan menunjukkan kewaspadaan dengan sikap garang dan menyalak, bahkan menampilkan tanda-tanda stres. Memelihara lovebird liar tentu tidak seseru memelihara lovebird jinak, karena hanya bisa dinikmati keindahannya dan didengarkan kicauannya dari kejauhan.

3. Umur cenderung lebih pendek
Lovebird liar memiliki tingkat stres yang lebih tinggi karena selalu merasa cemas dan waspada terhadap lingkungannya. Kondisi stres yang berkelanjutan ini seringkali menyebabkan mereka cenderung lebih cepat mati.

Lantas, jika Anda tertarik untuk memelihara lovebird jinak, bagaimana caranya?

Cara pertama yang paling mudah adalah dengan langsung membeli lovebird dewasa yang sudah jinak. Namun, metode ini cenderung sulit karena sangat jarang ada penjual yang menawarkan lovebird dewasa jinak. Di toko-toko burung biasanya hanya tersedia lovebird liar. Jika pun ada (biasanya di platform jual beli online seperti Facebook, atau online shop seperti Shopee dan Tokopedia), harganya cenderung lebih mahal. Biasanya berkisar mulai dari 300 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada tingkat kejinakannya. Sementara itu, lovebird liar dengan usia yang sama biasanya dijual lebih murah, mulai dari 100 ribu rupiah. Selain faktor harga, memelihara lovebird jinak sejak kecil juga memungkinkan terciptanya ikatan emosional yang jauh lebih erat dibandingkan memelihara saat sudah dewasa.

Cara kedua, yang saya sendiri terapkan, adalah dengan merawat lovebird sejak masih kecil. Berikut adalah langkah-langkahnya secara rinci:

1. Membeli bayi burung/lolohan sekitar umur 1-2 bulan.
Hampir tidak ada toko burung yang secara rutin menjual anakan burung. Jika Anda ingin membeli anakan, biasanya Anda harus langsung membelinya dari peternak atau pembudidaya lovebird. Informasi mengenai peternak ini bisa Anda temukan melalui platform jual beli online seperti Facebook, atau online shop seperti Shopee dan Tokopedia. Dulu, saya membeli anakan lovebird dari Facebook dengan mencari lokasi yang dekat, lalu melakukan transaksi langsung (COD) untuk mengecek kondisi burung secara langsung.

Berikut adalah tips penting saat membeli anakan lovebird:

  • Pastikan Anda membeli dari tempat yang terpercaya. Anda bisa mengecek rating toko atau melihat langsung kondisi penjual.
  • Pilihlah lokasi toko yang dekat agar bisa dicek dan dijemput langsung. Jika dikirim, risiko burung mati dalam perjalanan akan minimal karena perjalanan lebih singkat. Semakin jauh perjalanan, burung semakin rentan stres dan sakit.
  • Jangan membeli anakan burung yang terlalu kecil. Pastikan burung berumur minimal 1 bulan. Burung yang terlalu kecil akan lebih sulit dirawat.
  • Pilihlah burung yang terlihat sehat, ceria, lincah, dan sudah bisa bersuara atau berkicau.

2. Sediakan kandang yang hangat dan nyaman.
Letakkan kain di dalam kandang untuk memberikan kehangatan dan buatkan atap agar lovebird bisa tidur dalam kegelapan. Penting diketahui bahwa lovebird akan buta saat gelap. Pastikan kandang juga diletakkan jauh dari jangkauan hewan lain seperti tikus, anjing, atau kucing, demi keamanan lovebird Anda.

3. Siapkan makanan anakan lovebird berupa bubuk bubur lolohan.
Bubuk bubur ini bisa dibeli di toko hewan offline maupun online. Siapkan juga alat makannya berupa suntikan atau spetan (selang kecil yang dirancang untuk memasukkan makanan ke dalam tenggorokan burung) untuk meniru cara induk burung memberi makan. Menggunakan sendok kurang disarankan karena akan memakan waktu lebih lama dan cenderung berantakan. Pastikan rasio bubuk dan air pakan lolohan seimbang, sehingga tidak terlalu padat atau terlalu cair, untuk memastikan lovebird nyaman saat makan.

4. Beri makan 3 kali sehari (pagi, siang, sore) secara rutin.
Setiap kali akan memberi makan, biasakan untuk memanggil nama burung Anda. Sekaligus, latih burung untuk terbang agar ia terbiasa dengan lingkungan dan Anda. Interaksi saat memberi makan ini adalah cara utama untuk membangun kenyamanan dan ikatan antara burung dan Anda.

5. Bersihkan kandang secara rutin dan selalu pastikan burung dalam keadaan sehat.
Sering-seringlah ajak burung bermain agar kesehatannya terjaga. Burung yang stres akan lebih rentan terhadap penyakit, oleh karena itu, interaksi aktif sangat penting.

6. Mandikan burung secara rutin.
Jika lovebird Anda masih kecil, ia tentu perlu dimandikan agar tetap bersih dan sehat. Mandikan dengan cara menyemprotkan air hangat secara lembut ke seluruh badan burung, lalu jemur di bawah sinar matahari yang hangat. Pastikan seluruh bulu lovebird benar-benar kering sebelum mengembalikannya ke kandang. Lakukan ini secara rutin; saat musim kemarau bisa dimandikan setiap hari, dan saat musim hujan atau dingin cukup seminggu sekali.

Tambahan: Bahkan burung pun bisa dilatih toilet training, loh! Bagaimana caranya?

Sejak umur 2 minggu, saat burung sudah mulai bisa berpijak, sediakan tempat khusus untuk burung buang air. Buatlah tangkringan kecil yang nyaman untuk burung bertengger. Letakkan burung di tangkringan itu hingga ia buang air, lalu angkat setelah selesai. Hafalkan kapan saja waktu burung buang air, dan letakkan ia di tangkringan khusus itu setiap kali waktunya tiba. Lakukan terus-menerus hingga burung bisa terbang sendiri. Setelah dewasa pun, setiap kali akan buang air, burung akan terbang ke tempat itu karena sudah terbiasa dan mengingat tempat tersebut sebagai toiletnya. Ini sudah terbukti secara pribadi, selamat mencoba!

Jika lovebird Anda sudah mulai dewasa setelah dirawat dengan sepenuh hati, bahkan telah berhasil melalui toilet training, maka ia akan menjadi teman hidup yang sangat menyenangkan di rumah. Ia akan selalu penasaran dan ingin ikut ke mana pun Anda pergi, mencari perhatian saat Anda sibuk, dan bahkan mencontoh setiap suara atau bunyi yang Anda buat. Tingkahnya yang lucu dan badannya yang kecil membuatnya makin terlihat menggemaskan. Anda bisa membuat video lucu bersamanya, dan bahkan saat Anda curhat pun, ia akan menatap mata Anda, seakan-akan memahami apa yang Anda ceritakan. Bagi saya, memelihara lovebird jinak benar-benar pilihan yang tepat dan sangat saya syukuri. Meskipun saat kecil ia sangat manja dan nakal, namun setiap melihatnya ceria, rasa lelah pun hilang dengan sendirinya.

Saya harap seluruh hewan peliharaan di dunia selalu terjaga kesehatannya, sehingga bisa menemani kita di dunia ini selama mungkin.

Markonah, sumber inspirasi saya. Sekarang dia sudah jadi ibu. (bulunya ngembang karena lagi mandi)